“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, “….adalah ayat 1 surat Al-Alaq. Iqra’ jika diartikan kedalam bahasa Indonesia adalah bacalah. Iqra’ jika diartikan dalam bahasa Inggris bukanlah read melainkan recite. Bukan read Quran tapi recite Quran. Jadi Iqra’ maksudnya adalah bukan membaca suatu tulisan tapi mendalami, menganalisa, merenungkan, meneliti. Kalimat ayat pertama itu haruslah dipahami secara keseluruhan bukan sepotong-sepotong. Jika hanya di pahami “bacalah” saja tanpa menggunakan nama Tuhanmu maka bisa jadi sesat. Hanya mengagungkan dan membenarkan kepintaran logika otak dalam berpikir sehingga menolak atas segala kejaibanNya atau tidak mempercayai adanya campur tangan Tuhan. Semua terjadi karena hukum2 suatu teori.
Otak letaknya di kepala yang posisinya paling tinggi diantara anggota tubuh yang lain. Posisi sujud adalah meletakkan kepala di tanah dimana posisinya paling rendah yang bisa berarti tunduk, tidak sombong, mengakui kebesaranNya, menghamba kepada Maha Pemilik Ilmu. Jika kepala tidak pernah dibuat sujud, kepintarannya hanyalah arogansi mempertanyakan ini itu dengan maksud mendebat bukan mencari kebenaran. Bahkan mempertanyaakan keberadaan/wujud Tuhan dengan logikanya yang terbatas. Inilah konsep dasar dari lahirnya agnostik. Beda tipis dengan atheis. Orang jawa menyebutnya pinter tapi keblinger. [Lanjutkan ngajinya…]